Beranda | Artikel
Doa Saat Khawatir Hal Buruk Menimpa
Sabtu, 1 September 2018

DOA SAAT KHAWATIR HAL BURUK MENIMPA

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا

Cukuplah Allâh menjadi Penolong kami dan Allâh adalah sebaik-baik Pelindung. Hanya kepada Allâh kami bertawakkal.

Ucapan hasbalah yaitu Hasbunâllâh; adalah dzikir agung yang mengandung makna tawakkal kepada Allâh, bersandar kepada-Nya, dan meminta pertolongan, bantuan dan taufik dari-Nya. Secara umum, kalimat ini diucapkan dalam dua kondisi:

1. Saat memohon suatu kemanfaatan, sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla dalam Surat at-Taubah ayat 59.

 وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آتَاهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ

Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allâh dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: “Cukuplah Allâh bagi kami, Allâh akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allâh,” (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). [At-Taubah/9:59]

2. Saat menolak bahaya ; seperti dalam Surat Ali Imran ayat 173-174.[1]

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ﴿١٧٣﴾فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ

(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allâh dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allâh menjadi Penolong kami dan Allâh adalah sebaik-baik Pelindung.” Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allâh, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allâh. Dan Allâh mempunyai karunia yang besar [Ali Imran/3:173-174]

Dan dalam Shahih al-Bukhari dinyatakan bahwa kalimat ini diucapkan Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api yang berkobar-kobar; dan diucapkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam  saat diancam dengan pasukan musuh yang hebat (yaitu seusai Perang Uhud, di Hamra’ al-Asad, saat ada kabar pasukan musyrikin hendak menggempur Madinah). Dan memang benar, tawakkal kepada Allâh adalah di antara sebab terbesar dalam menggapai kebaikan dan menolak keburukan di dunia dan akhirat.

Dan di antara tempat diucapkannya dzikir ini adalah saat merasa khawatir hal buruk terjadi, atau khawatir terjadinya hal yang genting. Ini seperti dalam sebuah hadits :

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدْ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَاسْتَمَعَ الْإِذْنَ مَتَى يُؤْمَرُ بِالنَّفْخِ فَيَنْفُخُ فَكَأَنَّ ذَلِكَ ثَقُلَ عَلَى أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَهُمْ قُولُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا

Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu berkata : Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda “Bagaimana mungkin aku merasakan nyaman; sedangkan Peniup sangkakala telah memasukkan (pangkal) sangkakala ke mulutnya; ia mencari-cari dengar turunnya izin (dari Allâh) kapankah ia diperintahkan untuk meniup sangkakala sehingga ia akan meniupnya.” Seakan hal itu terasa berat atas diri para sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata kepada mereka: “Ucapkanlah: Hasbunallâhu wa Ni’mal Wakîl, wa ‘Alallâhi Tawakkalnâ.” [HR. At-Turmudzi]

Dalam Uddatul Hishnil Hashîn dan syarahnya Tuhfat Adz-Dzâkirîn dikatakan: Bila menurut perkiraannya akan turun bencana (bala) atau perkara genting akan menimpa, maka hendaknya ia mengucapkan dzikir tersebut. Bala atau bencana yang dimaksudkan adalah bencana apapun, meskipun kecil. Juga diucapkan kala ada perkara gawat dan genting yang terjadi; yang membuat orang yang mendengarnya menjadi takut dan gemetar; seperti halnya perkara yang diceritakan oleh Rasulullah di atas kepada para sahabat.[2]

Maka, bila ada sesuatu yang terasa berat atas diri seseorang, hendaknya ia mengucapkan doa tersebut. Karena Allâh yang akan mencukupi dan menjaga kita dari apa yang akan menimpa. Dialah sebaik-baik tempat bersandar.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XXI/1438H/2017M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] Dari website Syaikh Abdur Razzaq Al-Badr http://al-badr.net/muqolat/3206
[2] Tuhfat adz-Dzâkirîn hal 256.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/9745-doa-saat-khawatir-hal-buruk-menimpa.html